INDONESIA KAYA : Nyala Asa Warga Binaan dan Anak Binaan agar Siap Kembali kepada Masyarakat
Indonesia Kaya (Kami Berdaya) merupakan salah satu program unggulan Yayasan Komunitas Berdaya Indonesia (YKBI) yang memfasilitasi akses pendidikan bagi siswa putus sekolah, pengembangan keterampilan (komputer dan bahasa Inggris), pembinaan dan dukungan/motivasi psikososial bagi anak-anak pelaku tindak pidana di pusat pemasyarakatan anak/Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) di Jakarta. Selain layanan di LPKA, program ini juga turut melakukan edukasi serta peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS kepada warga binaan di Lembaga Permasyarakatan Wanita (LP Wanita) Kelas II-A Jakarta. Program ini terlaksana sepanjang tahun 2022-2023. Pada tahun pertama, program ini dilaksanakan di Lapas Perempuan, sedangkan pada tahun kedua dilaksanakan di LPKA (Lapas Anak).
Program ini memfasilitasi akses masyarakat, khususnya perempuan, tidak hanya terhadap pendidikan umum tetapi juga akses terhadap layanan informasi, kesehatan, dan rujukan kesehatan reproduksi, sebab kesehatan reproduksi berkaitan erat dengan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus. Perempuan dapat memiliki investasi jangka panjang dalam upaya peningkatan kualitas hidup dengan memberikan perhatian besar pada kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, penanganan masalah kesehatan reproduksi perlu dilakukan sebagai bagian dari upaya terpadu dalam peningkatan status kesehatan, keadilan, dan kesetaraan gender.
Sebab, kami bahwa setiap orang berhak atas pendidikan tanpa memandang siapa dia, asal usulnya, latar belakang ekonominya, atau status hukumnya untuk mengurangi kesenjangan. Pendidikan menawarkan solusi untuk keluar dari kemiskinan, kesetaraan, dan jalan menuju masa depan yang menjanjikan. Sementara itu, sekitar 4,6 juta anak dan remaja (usia 7-18 tahun) di Indonesia tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka terhalang oleh kemiskinan, diskriminasi, dan masalah kenakalan remaja.
Anak-anak yang sedang dibina di LPKA kurang memiliki akses terhadap pendidikan formal. Ada sekitar 60 anak pelaku tindak pidana di LPKA Jakarta. Mereka ingin meningkatkan taraf hidup mereka setelah dibebaskan, agar memiliki akses terhadap pekerjaan dan kualitas hidup yang lebih baik.
Selanjutnya, isu yang dihadapi oleh warga binaan perempuan di Lapas Wanita mengenai kesadaran terhadap kesehatan reproduksi. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan ditindaklanjuti melalui Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, disebutkan bahwa setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses terhadap informasi dan layanan kesehatan reproduksi. Hal ini juga berlaku bagi warga binaan pemasyarakatan. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan yang menyebutkan bahwa setiap warga binaan berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa akses informasi dan pelayanan kesehatan di lembaga pemasyarakatan perempuan masih sangat terbatas. Banyak warga binaan perempuan yang berasal dari kelompok marginal secara sosial, mungkin ada yang terlibat dalam profesi sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) atau penyalahgunaan narkoba atau tindak pidana lain yang terkait dengan kesehatan reproduksi, seperti aborsi atau pembunuhan/penelantaran anak. Banyak juga yang menjadi korban kekerasan berbasis gender atau memiliki riwayat perilaku seksual berisiko tinggi. Semua faktor tersebut menjadikan perempuan rentan di lembaga pemasyarakatan. Penyalahgunaan narkoba, kekerasan, stigma dan diskriminasi, gizi buruk, kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan yang mungkin dialami perempuan akan memerlukan serangkaian pendekatan psikologis, sosial, dan perawatan kesehatan di samping informasi/pengetahuan dasar.
Selain hal di atas, faktor-faktor lain seperti sanitasi, kebersihan pakaian dalam, dan penanganan dismenore atau "nyeri haid" sangat penting untuk hal-hal di atas agar tidak ada rasa takut menjadi infeksi saluran reproduksi bagi mereka. Sebuah penelitian di salah satu lembaga pemasyarakatan di Jawa Tengah menyebutkan bahwa hasil pap smear yang dilakukan terhadap narapidana berusia 18-49 tahun menunjukkan hasil normal hanya 6,25%. Sisanya, 93,75% hasilnya tidak normal dan sebagian besar terdiagnosis mengalami radang.
Tujuan jangka panjang program Indonesia Kaya yakni siswa putus sekolah yang menjadi anak binaan di LPKA dapat melanjutkan pendidikan dasar dan menengah serta dapat mengikuti ujian akhir sampai lulus. Selain itu, siswa akan memiliki keterampilan komputer, pengetahuan dan keterampilan berbahasa Inggris. Keterampilan dan ijazah pendidikan formal ini akan membantu mereka untuk melanjutkan studi atau mendapatkan pekerjaan yang lebih baik saat mereka keluar dari lembaga pemasyarakatan anak. Pada akhirnya, mereka akan diterima di masyarakat dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama atau melakukan tindakan yang melanggar hukum.
Bagi warga binaan perempuan, peningkatan jangka panjang yang kami harapkan adalah kemandirian mereka dalam mengelola proses dan fungsi reproduksi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan meningkatkan kapasitas mereka di lembaga pemasyarakatan perempuan sebagai kelompok pendukung sebaya dalam menyebarluaskan informasi kesehatan reproduksi.
Sepanjang program ini dilaksanakan, outcomes yang tercapai sebagai berikut :
- Tersedianya kegiatan belajar mengajar (KBM) di Lembaga Pemasyarakatan khususnya LPKA (hybrid: luring dan daring) dengan pengajar yang berkualifikasi dan kurikulum yang lengkap.
- Tersedianya kursus di Lembaga Pemasyarakatan untuk meningkatkan kemampuan komputer dan bahasa Inggris.
- Tersedianya dukungan psikososial dan motivasi bagi remaja untuk terus belajar di jenjang pendidikannya, sehingga meningkatkan rasa percaya diri.
- Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan reproduksi pada warga binaan perempuan.
- Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi.
- Mekanisme pencegahan kekerasan berbasis gender.
- Tersedianya dukungan psikososial bagi anak dan warga binaan.
Selama program ini berlangsung, tentuk kami belajar dari program sebelumnya yang mempengaruhi program ini lebih berbeda. Selama pandemi, anak-anak sebagian besar kehilangan motivasi untuk belajar. YKBI juga belajar bahwa mengajari mereka hanya dengan pengetahuan umum saja tidak cukup untuk membangun karakter agar terhindar dari kenakalan remaja. Oleh karena itu, kami perlu membekali mereka dengan dukungan psikososial, motivasi, dan bimbingan hidup. Kami juga menyediakan kelas tambahan untuk meningkatkan keterampilan mereka agar siap memasuki dunia kerja.
Dalam periode program ini, di LPKA, kami juga fokus pada evaluasi hasil proses pembelajaran pendidikan setara SMA dengan melakukan try out (ujian uji coba) untuk kelas paket B dan paket C. Hasilnya cukup baik dan siswa siap mengikuti Ujian Nasional pada bulan April 2024. Kami juga membagikan sertifikat kursus Komputer kepada 60 siswa yang telah mengikuti dan lulus kursus.
Sedangkan, untuk penerima manfaat warga binaan perempuan, pelajaran yang dipetik dari lembaga pemasyarakatan wanita menunjukkan bahwa akses informasi dan layanan kesehatan reproduksi perempuan di masyarakat umum masih terbatas. Program ini dimulai dengan membangun lingkungan yang kondusif untuk membangun akses dan meningkatkan kesadaran tentang kesehatan reproduksi perempuan.
Pendidikan tentang pelatihan berbasis gender diberikan kepada warga binaan dan petugas Lapas untuk meningkatkan pemahaman tentang mekanisme pencegahan kekerasan berbasis gender.
Dukungan psikososial dan motivasional bagi remaja dilakukan dengan:
- Bimbingan dan Konseling
- Kesadaran Diri dan Tujuan Hidup - membantu remaja mengidentifikasi minat dan tujuan hidup mereka.
- Bimbingan Akademik - membantu remaja dalam merencanakan pendidikan mereka.
- Pengenalan Sosok Teladan - memperkenalkan remaja kepada orang-orang yang telah sukses dalam pendidikan dan karier mereka.
Dukungan psikososial bagi narapidana dan juga bagi petugas diberikan untuk mengurangi tingkat stres mereka dan meningkatkan kinerja mereka. Hasilnya adalah narapidana memahami langkah-langkah untuk menemukan solusi dalam mengatasi masalah, dan mereka juga dapat meningkatkan kecerdasan emosional mereka.
Program Indonesia Kaya memiliki kegiatan sebagai berikut :
- Memberikan layanan pendidikan kesetaraan tingkat nasional bagi siswa putus sekolah (tingkat dasar dan menengah) bagi anak-anak pelaku tindak pidana dan narapidana perempuan di lembaga pemasyarakatan
- Meningkatkan keterampilan anak-anak pelaku tindak pidana dalam bahasa Inggris dan pengoperasian komputer
- Memberikan pelatihan keterampilan nonteknis: pembinaan kehidupan, layanan psikososial, motivasi dan pengembangan karakter bagi narapidana di kedua lembaga pemasyarakatan
- Menciptakan lingkungan yang kondusif di lembaga pemasyarakatan perempuan (LPP) dengan mengadvokasi kepala LPP tentang pentingnya pendidikan dan perawatan kesehatan reproduksi perempuan
- Memetakan masalah kesehatan reproduksi di LPP.
- Memberikan berbagi pengetahuan untuk mendapatkan pemahaman bersama tentang kesehatan reproduksi di LPP.
- Meningkatkan koordinasi dengan klinik kesehatan lembaga pemasyarakatan.
- Meningkatkan kapasitas staf LPP tentang kesehatan reproduksi dengan memberikan pelatihan bagi penyedia layanan kesehatan dan staf lembaga pemasyarakatan.
- Memberikan akses konsultasi dan konseling bagi narapidana LPP.
- Melakukan pelatihan tentang kelompok dukungan sebaya di antara narapidana (dengan kriteria inklusi).
- Mengadakan sesi edukasi rutin, seperti sosialisasi kesehatan reproduksi (dengan peer educator, didampingi konsultan jika diperlukan).
Selama program Indonesia Kaya berlangsung, kami juga melakukan edukasi kepada warga binaan perempuan yang menghasilkan capaian diantaranya :
- Tiga puluh siswa putus sekolah dari kedua pusat pemasyarakatan akan lulus dari pendidikan tingkat kesetaraan nasional setiap tahunnya.
- Anak-anak pelanggar hukum yang terpilih akan terampil mengoperasikan komputer dan berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris dasar.
- Siswa akan termotivasi untuk belajar dan menjalani hidup karena mereka telah menerima pelatihan soft-skill Hasil program kesehatan reproduksi perempuan.
- Kelompok Perawatan Kesehatan Reproduksi di antara narapidana perempuan didirikan.
- Akses deteksi dini kanker serviks, IMS dan HIV AIDS didirikan.
- Kesadaran penyedia layanan kesehatan, staf dan narapidana tentang kesehatan reproduksi perempuan.
- Kesadaran masalah kesehatan mental dan dukungan mental.
Sedangkan, hasil program edukasi bagi anak binaan LPKA sebagai berikut:
Uji coba (latihan/simulasi ujian akhir) sebagai metode evaluasi dilakukan pada bulan Januari 2024 untuk paket-B dan mahasiswa paket C. Pada periode sebelumnya, capaian yang dicapai berupa menghasilkan modul pembelajaran (hardcopy), pemanfaatan Dapodik (Sistem Informasi Kementerian Pendidikan), akses ke Pengelolaan Pembelajaran
Selanjutnya, capaian program pendidikan sesuai usulan:
1. Target: tiga puluh (30) siswa putus sekolah dari kedua lembaga pemasyarakatan akan lulus dari pendidikan tingkat kesetaraan nasional setiap tahun.
Capaian:
Jumlah kelulusan dengan tingkat kesetaraan nasional pada tahun ajaran 2022/2023:
- Lembaga Pemasyarakatan Pemuda (LPKA): 12 siswa paket C, 10 siswa paket B, dan 8 siswa paket A. - Lembaga Pemasyarakatan Perempuan: 20 siswa paket C, 15 siswa paket B, 5 siswa paket A. Total dari kedua lembaga: 70.
Dan, pada poin ini target terlampaui.
2. Sasaran: anak-anak pelaku tindak pidana yang terpilih akan terampil dalam mengoperasikan komputer dan berbicara serta menulis Bahasa Inggris dasar. Hasil yang kami harapkan:
- Dua puluh (20) siswa paket C di LPKA memiliki tingkat keterampilan rata-rata, sebelum dan sesudah mengikuti kursus: Bahasa Inggris
- Keterampilan membaca, dari Dasar ke Sedang
- Keterampilan menulis dari Buruk ke Dasar
- Keterampilan berbicara dari Dasar ke Sedang
- Komputer
- Keterampilan Microsoft Word dari Buruk ke Dasar
- Keterampilan Microsoft Excel dari Buruk ke Dasar
- Keterampilan Microsoft Powerpoint dari Buruk ke Dasar
Sehingga, catatan kami menyimpulkan bahwa target tercapai.
3. Sasaran: siswa akan termotivasi untuk belajar dan dalam kehidupan karena mereka akan menerima pelatihan soft-skill. Hasil yang diharapkan sebagai berikut:
- Ada 22 siswa paket C di LPKA yang menerima sesi pelatihan "motivasi" bulanan. Peserta menjadi sadar ketika ada masalah kesehatan mental dan oleh karena itu mereka membutuhkan dukungan psikososial. Dampak dari sesi pelatihan bagi siswa adalah peningkatan kepercayaan diri dan kecerdasan emosional mereka; peningkatan kepemimpinan mereka; memiliki keterampilan dalam kerja sama tim, komunikasi yang efektif, dan pemecahan masalah;
- Perlu diketahui bahwa deliverable pada periode 2023 telah mencakup semua siswa paket C. Ke depannya, ini harus menjadi program yang berkelanjutan dan diperluas untuk mencakup juga siswa paket B dan paket A. Perlu dicatat bahwa populasi narapidana berubah secara dinamis karena beberapa individu dibebaskan dan individu baru bergabung dengan penjara sebagai narapidana. Tren jumlah total narapidana meningkat setiap tahun. Secara umum, target tercapai.
Dalam program kesehatan reproduksi perempuan, semua target telah tercapai pada tahun pertama program (tercantum dalam Laporan Program Indonesia Kaya 2022). Sedangkan, pada periode kedua, salah satu hasil yang tercapai ialah Try-out (latihan ujian akhir/ujian kering) dan evaluasi pendidikan di lembaga pemasyarakatan anak (LPKA) dilakukan pada bulan Januari 2024.
Selama periode tahun sebelumnya, lembaga pemasyarakatan anak terus menerima pelatihan tentang pembelajaran inovatif, pemikiran kreatif, dan pembelajaran orang dewasa. Pelatihan yang diberikan meliputi penyempurnaan teknik mengajar seperti "Merdeka Belajar", bagaimana menjadi guru yang inspiratif, seni komunikasi persuasif untuk mengajar, bagaimana mengembangkan materi ajar untuk konferensi video, menggunakan media sosial untuk pembelajaran dan promosi sekolah. Pelatihan lainnya meliputi bagaimana membuat modul E untuk pembelajaran daring dan metodologi pendidikan karakter serta bimbingan teknis untuk menjalankan program homeschooling setara dengan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas (Kejar paket A, B, C atau paket-A / paket-B / paket-C).
Bahasa Inggris dasar dan kursus komputer diberikan kepada anak-anak di lembaga pemasyarakatan. Pelajaran bahasa Inggris meliputi tata bahasa dan struktur, percakapan tingkat dasar dan sederhana, dan keterampilan mendengarkan. Pelajaran komputer meliputi Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Microsoft Power Point.
Anak-anak di LPKA menerima pelatihan motivasi untuk pembelajaran dan konseling yang efektif. Tim pelatih Berdaya dari YKBI memberikan pelatihan team building dan motivasi bagi para narapidana agar siap secara mental untuk ujian tengah semester dan ujian akhir. Pelatihan life coaching dapat membuat para wanita dan staf lembaga pemasyarakatan menggunakan teknik one-on-one coaching.
Sedangkan, pada tahun kedua, kami fokus pada beberapa topik meliputi sikap dalam perspektif kesejahteraan, komunikasi efektif, manajemen diri, komunikasi efektif. Sementara itu, program kesehatan reproduksi telah selesai pada tahun 2022.
Tentunya program ini penerima manfaat dapat belajar dan beradaptasi dengan baik. Seperti para siswa dari LPKA memiliki masalah hidup mereka sendiri. Mereka memiliki motivasi yang rendah untuk mempelajari hal-hal baru karena mereka telah terpapar tekanan emosional di LPKA, karena kepadatan penghuni, kurangnya perawatan/layanan yang tersedia, dan pemisahan dari sistem pendukung (seperti anggota keluarga dan teman-teman. Oleh karena itu, YKBI terus memberikan pembinaan untuk memotivasi mereka. Semua lulusan membutuhkan pendidikan keterampilan lebih lanjut untuk mendapatkan pekerjaan di dunia nyata. Kedepannya, kedua lembaga pemasyarakatan perlu mengadopsi kegiatan utama program dan menjalankannya secara mandiri.
Sebuah program dinilai berhasil apabila terjadi perubahan di internal. Kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelatihan peningkatan kapasitas untuk mengelola sekolah termasuk manajemen administrasi, modul pembelajaran, metodologi pengajaran diberikan kepada staf dan narapidana lembaga pemasyarakatan. Program kesehatan reproduksi telah selesai sepenuhnya pada tahun pertama di Lapas Perempuan.
Pada tahun pertama program, khususnya untuk penyelenggaraan pendidikan nonformal di lembaga pemasyarakatan, kami fokus untuk memperkuat program pendidikan yang sudah ada agar dapat mandiri dan berkelanjutan di masa mendatang. Namun, ternyata tenaga kependidikan sudah terbebani dengan pekerjaan rutin sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk menjadi pengajar khusus bagi warga binaan. Kendala ini kami atasi di lembaga pemasyarakatan perempuan dengan menjadikan warga binaan lainnya sebagai pengajar seperti yang kami lakukan pada proses pelatihan kesehatan reproduksi. Kami meminta warga binaan untuk saling mengajar atau mengajar diantara mereka sendiri.
Jenjang pendidikan Paket A, B, dan C diperuntukkan bagi kehidupan setelah bebas dari kehidupan Lapas. Mereka akan dianggap setingkat dengan lulusan SMA jika dapat lulus program Paket C yang ijazahnya dapat digunakan untuk melamar pekerjaan atau masuk perguruan tinggi. *KERAGAMAN, KESETARAAN, DAN INKLUSI:
Dalam soal keragaman, kesetaraan, dan inklusi tentu saja program ini memiliki banyak hal mengenai itu untuk memenuhi Hak Asasi Manusia dan Martabat para narapidana, khususnya dalam hal akses terhadap pendidikan dan kesehatan. Setiap individu, terlepas dari keadaannya, memiliki hak untuk mengakses pendidikan dan layanan kesehatan. Ini adalah prinsip dasar hak asasi manusia dan martabat manusia. Perempuan dan anak-anak di penjara seringkali termasuk dalam populasi yang paling rentan dan memastikan mereka memiliki akses terhadap layanan ini merupakan cerminan komitmen masyarakat untuk menegakkan martabat dan hak semua anggotanya.
- Kesetaraan: Penjara sering kali mencerminkan ketidaksetaraan yang ada dalam masyarakat yang lebih luas, dengan jumlah narapidana yang tidak proporsional berasal dari latar belakang yang terpinggirkan. Menyediakan pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas di penjara merupakan langkah untuk mengatasi ketidaksetaraan ini dan memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang adil untuk meningkatkan keadaan hidup mereka.
- Inklusi: Pendidikan bertujuan untuk mempromosikan inklusivitas dalam situasi kehidupan penjara yang sulit. Narapidana berasal dari latar belakang yang beragam dan mereka memiliki banyak cerita pribadi tentang bagaimana mereka berakhir di penjara.
- Manfaat Jangka Panjang bagi Masyarakat: Berinvestasi dalam kesehatan dan pendidikan bagi perempuan dan anak-anak yang dipenjara memiliki manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Hal ini tidak hanya membantu perkembangan pribadi mereka, tetapi juga berkontribusi terhadap kesehatan dan keselamatan publik dengan menciptakan individu yang lebih stabil dan produktif yang cenderung tidak terlibat dalam kegiatan kriminal di masa mendatang.
- Mempromosikan Keberagaman dan Inklusi: Menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan yang disesuaikan di penjara dapat membantu mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh berbagai kelompok dalam populasi penjara, termasuk ras dan etnis minoritas. Pendekatan ini mempromosikan lingkungan yang inklusif di mana semua individu merasa dihargai dan didukung.
Singkatnya, menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan di penjara perempuan dan anak-anak, dengan fokus pada keberagaman, kesetaraan, dan inklusi, bukan hanya masalah keadilan dan hak asasi manusia, tetapi juga investasi dalam kesejahteraan dan masa depan individu yang terlibat dan masyarakat luas.
Berkaitan dengan lingkungan pendidikan pemasyarakatan, ada upaya berkelanjutan untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih beragam, adil, dan inklusif di fasilitas pemasyarakatan dan program pendidikan reintegrasi. Hal ini melibatkan pemahaman sejarah pendidikan pemasyarakatan dan pencarian cara untuk meningkatkan kesempatan pendidikan bagi siswa yang terdampak oleh hukum. Peran pendidik dan administrator sangat penting dalam transformasi ini, karena mereka perlu menumbuhkan fleksibilitas, ketahanan, dan pemahaman tentang beragam budaya, agama, dan kepercayaan lain untuk menciptakan pengalaman belajar yang inklusif.
Selain itu, lembaga seperti Institute for Diversity and Health Equity juga berkontribusi terhadap upaya ini dengan menyediakan pelatihan dan sumber daya bagi para profesional kesehatan. Program-program ini bertujuan untuk memajukan kesetaraan kesehatan, keragaman, dan inklusi dalam lingkungan perawatan kesehatan, yang dapat disejajarkan dengan upaya dalam pendidikan pemasyarakatan.
Inisiatif-inisiatif ini mencerminkan gerakan yang lebih besar untuk merangkul keragaman dan inklusi dalam lingkungan pendidikan di Indonesia, dengan mengakui pentingnya akses yang adil dan pendidikan yang berkualitas untuk semua, termasuk mereka yang berada di fasilitas pemasyarakatan.
Di masa mendatang, pembelajaran yang lebih interaktif diperlukan untuk meningkatkan metodologi pengajaran agar siswa tetap termotivasi untuk belajar. Integrasikan program skrining reproduksi menggunakan IVA dari pemerintah dan tindak lanjuti dengan pap smear.
Sehingga, kegiatan peningkatan kapasitas PKBM dan modul kesehatan reproduksi dapat diakses dari domain publik. Kegiatan tersebut dapat direplikasi dan digunakan di lembaga pemasyarakatan lainnya. Kami berharap sistem ini akan diterapkan secara aktif di lembaga pemasyarakatan lainnya.