Program Kami

Indonesia Kaya

Program capacity building penyelenggaraan PKBM, Keseharan reproduksi Perempuan dan income generating di LAPAS ANAK

semua
Logo Program

Indonesia Kaya

Program capacity building penyelenggaraan PKBM, Keseharan reproduksi Perempuan dan income generating di LAPAS ANAK

galeri

INDONESIA KAYA : Nyala Asa Warga Binaan dan Anak Binaan agar Siap Kembali kepada Masyarakat

Indonesia Kaya (Kami Berdaya) merupakan salah satu program unggulan Yayasan Komunitas Berdaya Indonesia (YKBI) yang memfasilitasi akses pendidikan bagi siswa putus sekolah, pengembangan keterampilan (komputer dan bahasa Inggris), pembinaan dan dukungan/motivasi psikososial bagi anak-anak pelaku tindak pidana di pusat pemasyarakatan anak/Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) di Jakarta. Selain layanan di LPKA, program ini juga turut melakukan edukasi serta peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS kepada warga binaan di Lembaga Permasyarakatan Wanita (LP Wanita) Kelas II-A Jakarta. Program ini terlaksana sepanjang tahun 2022-2023. Pada tahun pertama, program ini dilaksanakan di Lapas Perempuan, sedangkan pada tahun kedua dilaksanakan di LPKA (Lapas Anak).

Program ini  memfasilitasi akses masyarakat, khususnya perempuan, tidak hanya terhadap pendidikan umum tetapi juga akses terhadap layanan informasi, kesehatan, dan rujukan kesehatan reproduksi, sebab kesehatan reproduksi berkaitan erat dengan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus. Perempuan dapat memiliki investasi jangka panjang dalam upaya peningkatan kualitas hidup dengan memberikan perhatian besar pada kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, penanganan masalah kesehatan reproduksi perlu dilakukan sebagai bagian dari upaya terpadu dalam peningkatan status kesehatan, keadilan, dan kesetaraan gender.

Sebab, kami  bahwa setiap orang berhak atas pendidikan tanpa memandang siapa dia, asal usulnya, latar belakang ekonominya, atau status hukumnya untuk mengurangi kesenjangan. Pendidikan menawarkan solusi untuk keluar dari kemiskinan, kesetaraan, dan jalan menuju masa depan yang menjanjikan. Sementara itu, sekitar 4,6 juta anak dan remaja (usia 7-18 tahun) di Indonesia tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka terhalang oleh kemiskinan, diskriminasi, dan masalah kenakalan remaja.

Anak-anak yang sedang dibina di LPKA kurang memiliki akses terhadap pendidikan formal. Ada sekitar 60 anak pelaku tindak pidana di LPKA Jakarta. Mereka ingin meningkatkan taraf hidup mereka setelah dibebaskan, agar memiliki akses terhadap pekerjaan dan kualitas hidup yang lebih baik.

Selanjutnya, isu yang dihadapi oleh warga binaan perempuan di Lapas Wanita mengenai kesadaran terhadap kesehatan reproduksi. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan ditindaklanjuti melalui Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, disebutkan bahwa setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses terhadap informasi dan layanan kesehatan reproduksi. Hal ini juga berlaku bagi warga binaan pemasyarakatan. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan yang menyebutkan bahwa setiap warga binaan berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa akses informasi dan pelayanan kesehatan di lembaga pemasyarakatan perempuan masih sangat terbatas. Banyak warga binaan perempuan yang berasal dari kelompok marginal secara sosial, mungkin ada yang terlibat dalam profesi sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK)  atau penyalahgunaan narkoba atau tindak pidana lain yang terkait dengan kesehatan reproduksi, seperti aborsi atau pembunuhan/penelantaran anak. Banyak juga yang menjadi korban kekerasan berbasis gender atau memiliki riwayat perilaku seksual berisiko tinggi. Semua faktor tersebut menjadikan perempuan rentan di lembaga pemasyarakatan. Penyalahgunaan narkoba, kekerasan, stigma dan diskriminasi, gizi buruk, kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan yang mungkin dialami perempuan akan memerlukan serangkaian pendekatan psikologis, sosial, dan perawatan kesehatan di samping informasi/pengetahuan dasar.

Selain hal di atas, faktor-faktor lain seperti sanitasi, kebersihan pakaian dalam, dan penanganan dismenore atau "nyeri haid" sangat penting untuk hal-hal di atas agar tidak ada rasa takut menjadi infeksi saluran reproduksi bagi mereka. Sebuah penelitian di salah satu lembaga pemasyarakatan di Jawa Tengah menyebutkan bahwa hasil pap smear yang dilakukan terhadap narapidana berusia 18-49 tahun menunjukkan hasil normal hanya 6,25%. Sisanya, 93,75% hasilnya tidak normal dan sebagian besar terdiagnosis mengalami radang.

Tujuan jangka panjang program Indonesia Kaya yakni siswa putus sekolah yang menjadi anak binaan di LPKA dapat melanjutkan pendidikan dasar dan menengah serta dapat mengikuti ujian akhir sampai lulus. Selain itu, siswa akan memiliki keterampilan komputer, pengetahuan dan keterampilan berbahasa Inggris. Keterampilan dan ijazah pendidikan formal ini akan membantu mereka untuk melanjutkan studi atau mendapatkan pekerjaan yang lebih baik saat mereka keluar dari lembaga pemasyarakatan anak. Pada akhirnya, mereka akan diterima di masyarakat dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama atau melakukan tindakan yang melanggar hukum.

Bagi warga binaan perempuan, peningkatan jangka panjang yang kami harapkan adalah kemandirian mereka dalam mengelola proses dan fungsi reproduksi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan meningkatkan kapasitas mereka di lembaga pemasyarakatan perempuan sebagai kelompok pendukung sebaya dalam menyebarluaskan informasi kesehatan reproduksi.